Gula Tertakar, Diabetes Terhindar: Upaya Meningkatkan Kesadaran Bahaya Gula pada Karyawan Coffee Shop
Jumlah konsumsi gula pada coffee shop yang menyediakan kopi kekinian di Indonesia masuk ke dalam tingkat WASPADA. Pengelola Coffee Shop punya tanggung jawab sosial untuk upaya mengupayakan masyarakat sadar gula untuk menghindari ancaman Penyakit Metabolik
Sejak kopi susu kekinian menjadi trend di kalangan anak muda, kedai kopi atau dalam istilah beken coffee shop dapat dijumpai dengan mudah di setiap sudut kota di Indonesia yang dikenal dengan “Negeri Sejuta Cangkir Kopi.” Coffee shop kini menjadi bagian penting dari gaya hidup urban di Indonesia.
Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap kopi, kedai kopi kerap dijadikan tempat populer untuk bersosialisasi atau bekerja. Tambahan gula dan sirup menambah sensasi rasa dalam menikmati secangkir kopi. Formula tersebut dikenal sebagai "Es Kopi Kekinian" pada kalangan anak muda.
Sejalan dengan kondisi tersebut, tingginya jumlah orang yang mengkonsumsi kopi manis meningkatkan asupan gula yang jauh melebihi batas yang disarankan oleh World Helath Organization (WHO) (<25 gram/hari).
Data nasional juga mengindikasikan konsumsi gula yang tinggi, didorong oleh perubahan gaya hidup dan akses mudah ke minuman manis. Kondisi tersebut disebabkan oleh rendahnya pengetahuan karyawan coffee shop tentang bahaya gula yang dapat menyebabkan berbagai risiko, seperti:
- Obesitas
- Diabetes Melitus Tipe 2
- Gigi berlubang
- Masalah kulit & jerawat
- Mood tidak stabil
Ancaman Diabetes pada Usia Muda
Diabetes mellitus (DM) adalah dampak jangka panjang akibat konsumsi gula berlebih. Sebanyak 537 juta orang di dunia menderita diabetes pada tahun 2021 berdasarkan laporan dari International Diabetes Federation (IDF). Angka tersebut diprediksi akan bertambah 45,8% pada tahun 2045.
Studi Ramadhan dkk. (2022) melaporkan sebanyak 45% karyawan coffee shop di Banda Aceh menggunakan lebih dari 50 gram gula/hari, melampaui rekomendasi WHO. Kondisi ini potensial menurunkan produktivitas dan kualitas hidup, sehingga upaya pengendalian konsumsi gula dan edukasi bahaya diabetes pada kayawan coffee shop menjadi hal mendesak untuk dilakukan.
“Sugar Smart”, Strategi Pengendalian Konsumsi Glukosa Negara Inggris
Sugar Smart adalah program yang diinisiasi oleh pemerintah Inggris yang berhasil menurunkan konsumsi gula masyarakat Inggris sebesar 15%. Penggunaan “Sugar Smart App” memungkinkan masyarakat Inggris dapat mengetahui kandungan gula suatu produk hanya dengan melakukan pindai barcode.
Selain meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya gula, program ini juga mendorong produsen makanan untuk mengurangi kandungan gula dalam produknya guna memenuhi standar kesehatan masyarakat.
Kesuksesan program “Sugar Smart” memberikan inspirasi bagi negara lain untuk mengembangkan kampanye serupa, termasuk untuk diterapkan di Indonesia dalam menghadapi masalah tingginya konsumsi gula dan risiko kesehatan terkait.
Gula Tertakar, Diabetes Terhindar
Gagasan program “Gula Tertakar, Diabetes Terhindar” ditujukan untuk membantu pengelola coffee shop menjadi lebih bijak soal penggunaan gula. Melalui program ini, karyawan coffee shop didorong untuk menjadi agen perubahan dengan menawarkan minuman kopi berkadar gula rendah tanpa mengorbankan kenikmatan rasa kepada pelanggan.
Lahirnya kebiasaan baru di khalayak ramai membuat masyarakat tetap bisa menikmati kopi favorit berkadar gula rendah, dengan risiko kesehatan terjaga di masa depan.
Kita Bisa!
Gagasan program “Gula Tertakar, Diabetes Terhindar” tidak hanya meningkatkan kesadaran karyawan, tetapi juga berkontribusi pada terciptanya budaya kerja yang lebih sehat dan mendukung kesehatan konsumen jangka panjang.
Merubah kebiasaan karyawan sadar gula dapat memberikan dampak luas kepada konsumen dan masyarakat. Sebagai pelaku industri coffee shop, karyawan penting untuk memahami tentang bagaimana pengelolaan gula.
Solusi kreatif dan aplikatif yang ditawarkan dari gagasan ini diharapkan dapat mengurangi risiko kesehatan akibat konsumsi gula berlebih, sembari membangun kesadaran bahwa “Enak Tidak Harus Manis”.
Pada masa yang akan datang, coffee shop dapat menjadi tempat nongrong yang mendukung upaya kesehatan masyarakat. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan kerja sadar gula untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
- Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. (2024). Profil Kesehatan Aceh Tahun 2024.
- International Diabetes Federation. (2021). IDF Diabetes Atlas (10th ed.).
- Johnson, R. K., Appel, L. J., Brands, M., et al. (2020). Dietary Sugars Intake and Cardiovascular Health. Circulation, 141(1), e9-e23.
- Public Health England. (2020). Sugar Reduction Programme Report.
- Ramadhan, R., Fadilah, S., & Husna, Z. (2022). Gaya Hidup dan Risiko Diabetes pada Karyawan Coffee Shop di Banda Aceh. Jurnal Kesehatan Aceh, 7(3), 145-153.
- Tanaka, N., Yamamoto, T., & Hirata, Y. (2021). Workplace Health Promotion in Japan: Strategies and Practices. Journal of Occupational Health, 63(4), 345-352.
- World Health Organization. (2019). Guideline: Sugars Intake for Adults and Children.
- Riskesdas. (2018). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Minggu, 26 Januari 2025